021-612 3131 / 0812 9726 3131 cs@platinum-computer.com
Select Page

Data Center Solution

Data Center Solution

Platinum Computer | Konsultan IT Jakarta Penyedia Solusi Data Center, Pemasangan AC, UPS, Fire Suppression, CCTV, Access Door, Fingerprint Sensor

Definisi Data Center

Data Center, atau yang secara harfiah berarti pusat data, merupakan suatu fasilitas yang digunakan untuk penempatan beberapa kumpulan server atau sistem komputer dan sistem penyimpanan data (storage) yang dikondisikan dengan pengaturan catu daya, pengatur udara, pencegah bahaya kebakaran, dan biasanya dilengkapi pula dengan sistem pengamanan fisik.

Service atau layanan utama yang secara umum diberikan oleh Data Center adalah sebagai berikut:

  1. Business Continuance Infrastructure (Infrastruktur yang Menjamin Kelangsungan Bisnis)
  2. DC Security Infrastructure (Infrastruktur Keamanan Data Center)
  3. Application Optimization (Optimasi Aplikasi)
  4. Infrastruktur IP
  5. Media Penyimpanan (Storage)

Pada era ICT (Information and Communication Technology) saat ini, Data Center telah menjadi salah satu isu penting di dunia, khususnya bagi para pelaku bisnis. Sebagai inti dari layanan bisnis, maka Data Center harus mampu memberikan layanan optimal sekalipun sedang terjadi suatu bencana, sehingga bisnis dalam suatu korporasi tetap mampu bertahan dan bahkan menghasilkan laba. Berangkat dari peran data center yang begitu signifikan, kemudian dikaitkan dengan berbagai isu yang ada pada data center akhir-akhir ini, terutama masalah Disaster Recovery Planning, kajian mengenai data center menjadi salah satu topik menarik dalam lingkungan bisnis.

Kriteria Perancangan Data Center

Perancangan sebuah Data Center ditujukan untuk menghasilkan format sesuai dengan kriteria berikut ini:

  • Availability

Data center diciptakan untuk mampu memberikan operasi yang berkelanjutan dan terus-menerus bagi suatu perusahaan baik dalam keadaan normal maupun dalam keadaan terjadinya suatu kerusakan yang berarti atau tidak. Data center harus dibuat sebisa mungkin mendekati zero-failure untuk seluruh komponennya.

  • Scalability dan flexibility

Data center harus mampu beradaptasi dengan pertumbuhan kebutuhan yang cepat atau ketika adanya servis baru yang harus disediakan oleh data center tanpa melakukan perubahan yang cukup berarti bagi data center secara keseluruhan.

  • Security

Data center menyimpan berbagai aset perusahaan yang berharga, oleh karenanya sistem keamanan dibuat seketat mungkin baik pengamanan secara fisik maupun pengamanan non-fisik.

Metode Pengamanan Fisik pada Data Center

Berikut ini merupakan beberapa poin yang perlu diperhatikan dalam penyusunan metode pengamanan fisik pada Data Center sebagai cara untuk mengatasi dan menanggulangi kerugian serta ancaman dari faktor lingkungan dan faktor manusia.

Faktor Lingkungan

 

1. Bangunan Data Center

Faktor lingkungan berkaitan erat dengan bangunan tempat data center didirikan untuk itu sebagai awal pembahasan akan dimulai mengenai lokasi bangunan dan fisik bangunan untuk data center sebagai langkah awal pengamanan data.

  • Lokasi Data Center

Pemilihan lokasi bagunan mejadi hal yang harus diperhatikan. Hal-hal berikut dapat dijadikan bahan pertimbangan dari segi aspek keamanan dalam pemilihan lokasi. Lokasi yang dipilih sebaiknya yang memiliki sedikit resiko baik dari ancaman bencana alam (jalur gempa, daerah rawan banjir atau daerah rawan tornado) maupun dari ancaman teroris dan vandalisme. Data Center sebaiknya dibangun terpisah dari kantor pusat. Cukup jauh dari jalan raya utama. Tidak bertetangga dengan bandar udara, pabrik kimia, jalur pipa gas, pusat keramaian (pasar, stadium olahraga) dan pusat pembangkit listrik. Dan juga lokasi memiliki fasilitas yang memadai, seperti kecukupan tenaga listrik.

  • Kontruksi Bangunan Data Center

Setelah memilih lokasi yang baik selanjutnya kita harus memperhatikan bagunan yang akan didirikan untuk Data Center. Bangunan harus memperhatikan masalah sirkulasi udara karena hal ini terkait dengan suhu, ventilasi udara yang cukup, penggunaan AC yang direncanakan dengan baik, karena biasanya bangunan Data Center dibuat dengan sedikit/bahkan tidak ada jendela dan tertutup. Bahan bangunan yang dipakai harus tidak mudah terbakar serta kontruksi bangunan yang tahan gempa. Adanya ruangan terpisah antara ruangan administratif dengan ruangan server dan data. Gunakan standar pendingin ruangan, seperti TIA-942, dan perhatikan pengaturan kabel yang melalui bawah lantai. Menyiapkan kabel standar untuk instalasi listrik yang dibutuhkan dan konstruksi bangunan harus memperhatikan hal tersebut. Pintu masuk dirancang sangat terbatas. Pintu kebakaran dirancang untuk keluar saja. Segala aspek keamanan dalam bangunan sebuah Data Center harus direncanakan dengan baik. Kontruksi dan arsitektur bangunan harus dapat mengakomodasi semua hal berkaitan dengan keamanan fisik.

  • Pengamanan di Sekeliling Bangunan

Di sekeliling bangunan Data Center seharusnya adalah bidang kosong, dimana bangunan Data Center sebaiknya memiliki jarak ± 10 meter dengan bangunan lain atau tanaman dan pepohonan, yang mana hal ini dimaksudkan untuk memudahkan pengawasan. Penggunaan kamera CCTV sebagai pengawas adalah hal minimal yang harus dilakukan. Kamera yang digunakan sebaiknya memiliki kemampuan terhadap cahaya rendah, tahan terhadap suhu dan cuaca.

Pengawasan juga tidak terlepas dari areal parkir yang ada didekat data center. Pengawasan orang yang masuk dan keluar di kawasan Data Center harus dimonitor dengan baik. Penggunaan detektor bom sangat disarankan untuk memeriksa setiap mobil yang akan masuk ke kawasan. Penggunaan penjaga atau petugas keamanan yang profesional merupakan sebuah hal yang harus dilakukan.

  • Pengamanan di Dalam Bangunan

Pengamanan di dalam bangunan juga terkait dengan hal-hal lain, seperti faktor manusia. Penggunaan kamera pengawas, sensor asap, sensor kebakaran merupakan hal standar yang harus diterapkan. Pengawasan terhadap pintu masuk dan keluar orang harus diperhatikan dengan baik. Pintu masuk yang menggunakan bahan dari baja serta penggunaan kaca dan dinding yang aman akan sulit dilalui. Namun penggunaan pendeteksi penyusup dapat pula di aplikasikan pada bangunan Data Center.

2. Kebakaran (Sistem Fire Suppression)

Solusi perlindungan Data Center dari api mempunyai tiga tujuan utama, yaitu: identifikasi adanya api, pemberitahuan adanya api ke seluruh penghuni dan orang-orang yang berkepentingan, dan memadamkan api.

Pemasangan sistem Fire Suppression yang komprehensif di Data Center sebagai solusi pencegahan terjadinya api atau penanggulangan api yang sudah terlanjur muncul. Khusus untuk Data Center, sebaiknya menggunakan gaseous suppressant yang tidak akan merusak server. Material suppression yang umum dalah Inergen dan Argonite, dua jenis gas mulia; FM-200 dan HFC-227 (dibuat dari heptafluoropropane); serta FE13 atau HFC-23 (yang menyerap panas dari api).

Komponen minimum fire suppression yang harus digunakan pada data center sederhana sekalipun adalah sebuah sistem sprinkler biasa (yang bertindak sebagai pre-action sprinkler) dengan clean-agent fire extinguishers yang cocok. Kemudian meningkat kepada level yang lebih tinggi, maka sistem fire suppression yang lebih canggih akan meliputi air sampling smoke detection systems, pre-action sprinkler systems, dan clean agent suppression systems.

Sistem peringatan proteksi dini sangat penting untuk menghindari kerusakan dan kehilangan yang dapat terjadi selama status kebakaran belum benar-benar terjadi (atau awal terjadinya kebakaran). Contoh sebuah sistem peringatan proteksi dini adalah air sampling smoke detection systems sebagai pengganti smoke detectors biasa, karena kesensitifannya dan kapabilitas deteksinya jauh melampaui detektor konvensional.

3. Suhu

Menentukan kebutuhan sistem pendingin yang dibutuhkan untuk sebuah data center diperlukan input berupa jumlah panas yang dihasilkan dari perlengkapan IT dan sumber panas lainnya di Data Center. Pengukuran kebutuhan menggunakan standar watts. Kemudian setelah output panas didefinisikan maka pertimbangan-pertimbangan berikut harus diperhatikan:

  • Ukuran beban pendingin dari perangkat (termasuk perangkat penghasil energi)
  • Ukuran beban pendingin untuk gedung
  • Sistem pendingin harus dapat mengantisipasi efek humidifikasi, redundansi bila diperlukan, dan untuk kebutuhan masa mendatang

Kegiatan pengaturan temperatur dan sirkulasi udara yang dikenal sebagai HVAC (heating, ventilation, air conditioning), bertujuan untuk menjaga agar temperatur tetap dalam keadaan rendah dan konstan serta  menyebarkan titik-titik panas yang dibuat oleh suatu kelompok perangkat yang dalam hal ini terletak di data center. Temperatur yang rendah sangat diperlukan untuk efisiensi operasi server dan perangkat jaringan untuk menghindarkan dari fluktuasi.

Sistem pendingin pada data center pada prinsipnya adalah sistem aliran udara dingin, yang terbagi menjadi tiga perangkat utama yaitu air handler, chiller, dan menara pendingin. Selain itu, juga ada perangkat pendingin tambahan, seperti: house air dan makeup air.

4. Listrik / Tenaga

Kebutuhan listrik merupakan hal yang penting pada sebuah Data Center. Karena semua peralatan komputer, peralatan komunikasi dan jaringan serta pendingin membutuhkan energi. Selain itu juga penggunaan listrik cadangan seperti Genset dan UPS harus dilakukan. UPS yang digunakan harus mampu memenuhi kebutuhan listrik dari semua peralatan yang ada. Baterai UPS diharapkan dapat bertahan cukup lama sebelum digantikan dengan listrik cadangan dari Genset.

Masalah umum yang sering terjadi pada sistem elektrik di Data Center adalah pemasangan sistem listrik yang salah dan tidak umum antara lain ketiadaan labeling dan dokumentasi, kemudian sistem pengawasan tidak berjalan dengan baik atau adanya ketidak lengkapan pemasangan infrastruktur listrik sehingga dapat mengakibatkan tidak berfungsinya sistem listrik.

Sistem elektrik yang dimiliki oleh Data Center menimbulkan suatu masalah bagi lingkungan karena konsumsi listrik bagi sebuah Data Center sangatlah besar dan berdampak pada emisi CO2. Hingga tahun 2020 kontribusi emisi CO2 akan meningkat hingga 4 kali lipat seiring dengan meningkatnya konsumsi listrik untuk menghidupi Data Center yang berkembang secara signifikan (Mckinsey &Co). Untuk mengatasi hal ini maka diadakannya suatu program yang diberi nama Corporate Average Data Efficiency (CADE) yang merupakan efisiensi penggunaan Data Center khususnya untuk perusahaan-perusahaan besar. Proses efisiensi ini sangat beragam, mulai dari penggunaan software virtualisasi hingga perangkat pengendali proses pendinginan yang terintegrasi. Selain itu penggunaan alternatif sumber energi juga mulai dipertimbangkan untuk menuju Green Data Center, misalnya menggunakan tenaga matahari (solar energy).

5. Bencana Alam

Bencana alam memang tak dapat dihindari, namun kita dapat mengantisipasi untuk mengurangi resiko yang disebabkan oleh bencana alam. Pada awal telah disebutkan bangunan data center harus jauh dari daerah yang sering dilanda bencana alam seperti gempa bumi, gunung meletus, banjir, tornado dan sebagainya. Kontruksi bangunan yang memiliki ketahanan terhadap gempa adalah suatu cara yang dapat diterapkan. Selain itu, rak server dapat ditempatkan pada platform isolasi seismic sehingga resiko kerusakan jika terjadi gempa berskala kecil dapat dikurangi.

Namun demikian, penerapan backup yang berketerusan pada sebuah Data Center tetap sangat penting. Tempat penyimpanan data hasil backup nantinya harus dipisah dari Data Center dan disimpan pada tempat yang aman pula. Teknologi backup data yang digunakan terkait erat dengan keamanan data secara virtual. Oleh sebab itu, konvergensi keamanan fisik dan virtual pada keamanan Data Center merupakan hal yang tidak dapat ditawar.

Backup data dapat dilakukan langsung di Data Center menggunakan media backup seperti Tape Drive, CD, DVD, External HDD, atau  media-media lainnya. Selain itu, dapat pula dilakukan secara virtual melalui jaringan. Backup yang dilakukan secara virtual ini disebut dengan istilah remote replication, dimana backup dilakukan dari Hard Disk ke Hard Disk. Karena dilakukan melalui jaringan, maka diperlukan bandwidth yang cukup untuk melakukan hal ini dan aspek keamanan virtual harus diperhatikan. Penyimpanan terhadap data hasil backup perlu diutamakan. Gudang penyimpanan harus aman dari penyusup dan ruangan penyimpan harus baik, bebas dari debu, tidak lembab dan tidak mudah terbakar agar data tetap terjaga.

Backup yang dilakukan merupakan salah satu cara dalam perencanaan pemulihan bencana atau lebih dikenal dengan disaster recovery planning (DR planing). Dengan adanya perencanaan ini, dimaksudkan agar setelah bencana selesai, maka perusahaan dapat melanjutkan operasi bisnis. Data yang telah di backup akan di restore sehingga bisnis dapat terus berlanjut.

 

Faktor Manusia

Pada akhirnya, kesuksesan pengamanan Data Center juga akan sangat tergantung dari faktor manusia. Faktor manusia perlu diatasi dengan menggunakan metoda dan teknik tertentu. Kebanyakan cara yang digunakan untuk mengatasi faktor manusia ini dengan menerapkan access door / pintu akses dengan teknologi fingerprint sensor atau biometric. Namun demikian, karena hal ini menyangkut manusia, maka keberhasilan penerapan biometric juga perlu didukung oleh staff dan kebijakan keamanan yang terkontrol. Staf perlu dididik dan dilatih, dan diharapkan dapat timbul kesadaran akan keamanan sehingga dapat mengurangi potensi ancaman yang dapat terjadi.

Cara lain yaitu dengan menetapkan zona keamanan pada Data Center. Cara ini dilakukan untuk membatasi interaksi seseorang terhadap ruang komputer dan peralatan vital lainnya. Seperti halnya interaksi pada pusat pembangkit dan pusat pendingin yang juga perlu dibatasi, karena dapat berpotensi mengganggu keamanan Data Center. Dalam setiap zona akan diterapkan kebijakan keamanan yang berbeda, penggunaan peralatan baik kamera pengawas (CCTV) maupun teknologi biometric, password dan lainnya adalah cara yang dapat diterapkan untuk pengamanan fisik.

Selain itu, monitoring selama 24 jam juga perlu dilakukan, baik di wilayah sekitar gedung maupun di dalam gedung. Kesadaran akan gangguan keamanan dari pengguna yang berasal dari dalam adalah wajib untuk di sosialisasikan. Kepercayaan perlu diberikan, namun pengawasan harus tetap dilaksanakan. Penerapan kebijakan menjadi poin penting dalam hal ini. Penggunaan teknologi lainnya yang dapat mendukung keamanan merupakan hal yang layak untuk dipertimbangkan.

 

Apabila Anda membutuhkan konsultasi lebih lanjut perihal pembangunan fasilitas-fasilitas pada Data Center Anda, maka jangan ragu untuk dapat menghubungi kami.

Platinum Computer | Konsultan IT Jakarta

 

×

Platinum-Computer.Com

× Hubungi Kami